Mengenal Lawang Sewu, Gedung Megah Peninggalan Sejarah

Mengenal Lawang Sewu, Gedung Megah Peninggalan Sejarah

Di tengah kota Semarang, tepatnya di Jalan Pemuda, ada bangunan megah yang menarik. Bangunan tersebut dinamakan Lawang Sewu. Gedung Lawang Seru sering dipadati pengunjung, entah untuk mencari tahu lebih dekat keindahan arsitekturnya, atau sekedar berfoto dengan latar belakang Lawang Sewu. 



Arsitektur Cantik Bersejarah

Dikutip dari website heritage.kai.id, bangunan Lawang Sewu dirancang oleh Prof. Jakob F. Klinkhamer dan B.J. Ouendag, arsitek dari Amsterdam dengan ciri dominan berupa elemen lengkung dan sederhana. 


Bangunan di desain menyerupai huruf L serta memiliki jumlah jendela dan pintu yang banyak sebagai sistem sirkulasi udara. Karena jumlah pintunya yang banyak maka masyarakat menamainya dengan Lawang Sewu yang berarti seribu pintu.


Selain desain bangunanya yang unik, Lawang Sewu memiliki ornamen kaca patri pabrikan Johannes Lourens Schouten. Kaca patri tersebut bercerita tentang kemakmuran dan keindahan Jawa, kekuasaan Belanda atas Semarang dan Batavia, kota maritim serta kejayaan kereta api. 



Lawang Sewu Kini

Gedung Lawang Sewu yang pada 1907 digunakan sebagai kantor pusat perusahaan kereta api swasta Belanda sekarang berfungsi sebagai museum yang menyajikan beragam koleksi dari masa ke masa perkeretaapian di Indonesia. 


Koleksi yang dipamerkan antara lain: koleksi Alkmaar, mesin Edmonson, Mesin Hitung, Mesin Tik, Replika Lokomotif Uap, Surat Berharga dan lain-lain. 


Bergaya ala Noni Belanda

Beberapa pengunjung juga memanfaatkan kecantikan gedung sebagai latar untuk berfoto. Berpose di gedung tua yang megah dan cantik tentu saja menjadi keseruan tersendiri. 


Pengunjung juga bisa berfoto ala noni Belanda dengan menyewa baju yang ada di salah satu ruangan di Gedung B. Dengan harga Rp.60ribu  saja, sudah bisa menyewa satu set baju noni Belanda atau baju tradisional Jawa plus difoto oleh fotografer dan mendapatkan tiga foto terbaik. 


Asri

Foto: Asri