4 Fakta Mirin, Ada yang Bersertifikat Halal

4 Fakta Mirin, Ada yang Bersertifikat Halal

Dalam olahan masakan Jepang seperti sushi, mirin sering dijadikan sebagai bumbu utama. Mirin adalah bumbu dapur untuk masakan Jepang yang terbuat dari beras ketan, beras koji, dan shochu (sake Jepang) yang difermentasi sampai berumur 40-60 hari untuk menghasilkan rasa manis.


1.Termasuk Khamr

Dikutip dari halalmui.org, mirin termasuk dalam kategori khamr, oleh karenanya tergolong sebagai najis. Sedangkan suatu produk disebut halal apabila terbuat dari bahan-bahan halal dan tidak terkontaminasi bahan-bahan najis, oleh karenanya penggunaan mirin pada produk halal tidak diperbolehkan. Kandungan alkohol dalam mirin  yang 14% membuat mirin tidak halal untuk dikonsumsi. 


2.Jenis Mirin

Sebagai bumbu masakan, di Jepang bisa ditemukan dua jenis mirin, hon-mirin dan bumbu seperti mirin. Dikutip dari fooddiversity.today, hon-mirin adalah mirin yang dikenal secara umum mengandung 45% gula, 0% garam, dan 14% alkohol. Hon-mirin diklasifikasikan sebagai minuman beralkohol dibawah Hukum Pajak Minuman Beralkohol.


Sedangkan bumbu seperti mirin, terbuat dari campuran gula dengan asam glutamat (beras koji), dan rempah-rempah yang memiliki kemiripan rasa dengan hon-mirin. Bumbu mirip mirin ini, mengandung kurang dari 1% alkohol sehingga tidak diklasifikasikan sebagai minuman beralkohol.


3.Mirin Halal Bersertifikat

Di Indonesia, Kikkoman memproduksi mirin dengan nama Saus Manis Masak Khas Jepang. Produk ini telah mendapatkan sertifikat halal dari MUI bernomor 00060078940916. 


Kamu juga bisa membeli merek mirin halal di marketplace. Mirin bermerek Yokoi sudah mendapat sertifikat halal dari Nippon Asia Halal Associaton. Ada pula mirin berlabel halal bermerek Wei Lin, Produk Kong Yen Foods Co. Ltd., Taiwan. 


4.Bahan Pengganti Mirin

Bagi yang memilih untuk tidak memakai mirin halal saat mengolah masakan bisa memakai gula, madu, juga cola sebagai pengganti mirin. Bahan-bahan ini bisa memberikan rasa manis seperti yang diberikan ketika memasak menggunakan mirin.


Foto: dok.kikkoman, fooddiversity.today, sanidhyanika.blog